Kepala Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia Prov Jawa Tengah, Soekowardojo, beserta Kepala Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia Solo, Bambang Pramono dan Bandoe Widiarto yang kini menjabat sebagai Direktur Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen BI dengan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Prov Jawa Tengah sembari makan siang bersama di Saffron Resto Solo, Senin (22/07/2019).

 

Membahas perkembangan Industri Tekstil di Jawa Tengah, pihak Bank Indonesia melalui Kepala KPw BI Jateng Soekowidojo menjelaskan bahwa pada sektor tekstil ini merupakan salah satu sektor penyumbang kemajuan perekonomian nasional. Sehingga pihaknya terus mendorong industri tekstil ini dengan memperkuat ekspor dan kendala apa saja yang dihadapi pelaku industri tekstil Jawa tengah dimasa trade war (perang dagang) negara China seperti sekarang. 

Sesi diskusi yang santai

Wakil Ketua API Jateng, Liliek Setiawan mengatakan bahwa perkembangan selama periode triwulan ke III ini mengalami peningkatan baik sektor domestik maupun ekspor dibanding periode sebelumnya. Namun beberapa kendala yang sering dihadapi adalah tenaga kerja.

 

“Tenaga kerja masih banyak sekali dibutuhkan, di Jawa Tengah saja dibutuhkan kurang lebih 30.000 tenaga kerja”, Ujarnya.

Terlebih lagi, kendala tersebut masih mengalami benturan dengan batas minimal Pekerja di usia 18 tahun, sesuai dengan International Labour Organization (ILO) atau Organisasi Buruh Internasional. Sedangkan negara berkembang lain sudah mulai merekrut pekerja di usia 16 atau 17 tahun.

 

Pada sesi tersebut diungkapkan juga kendala lain seperti mengenai kebijakan insentif listrik oleh PT PLN (persero) untuk industri yang dirasa kurang dan juga beberapa jenis bahan baku tekstil yang harus impor karena tanaman bahan baku tersebut tidak dapat ditanam di Indonesia.

 

Acara pun ditutup dengan pemberian cindera mata sebagai apresiasi oleh Kepala KPw Jawa Tengah Soekowardojo kepada Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Tengah oleh bapak Liliek Setiawan. (ren)